Selasa, 07 Agustus 2012

CERPEN SUWAWA-GORONTALO


assalamu alaikum warohmatullahi wabarakkatu







Dahulu kala hiduplah seorang raja dengan dua orang putranya yang sangat tampan dan gagah, akan tetapi kedua putra raja ini memiliki sifat yang sanggat jauh berbeda. Sang kakak Pulu Moduyon memiliki sifat tamak, tidak mau mengalah dan selalu merasa paling benar. Sendangkan adiknya Mooduto miliki sifat yang lemah lembut, penyayang juga sangat pandai. Suatu ketika sang raja yang tengah jatuh sakit, dia meminta kepada Wu'u (penasehat kerajaan dalam tatanan adat Gorontalo) untuk bisa mencariakan pengantinya kelak dia tiada
.

"Raja   : Wu'u kemarilah aku ingin membicarakan sesuatu denganmu.
"Wu'u  : Ada apa tuanku..?
"Raja   : Wu'u aku sudah tua, saat ini aku sudah tidak mampu lagi memimpin kerajaan ini. aku ingin salah satu
            dari anakku bisa membantuku untuk meneruskan pemerintahan ini dengan baik, jujur dan adil. Agar
            seluruh rakyatku tidak ada yang menderita.
"Wu'u  : Lalu apa yang harus saya lakukan..?
"Raja   : Aku ingin bertanya kepadamu, menurut penglihatanmu selama ini kira-kira siapa diantara kedua
             putraku yang pantas untuk  menggantikanku..?
"Wu'u  : Ampun Tuanku hamba tidak bisa menentukan siapa kira-kira dianta kedua putra Tuan yang bisa
             menggantikan tuan, sebab kedua putra tuan meraka sama-sama memiliki kekuatan yang tiada
            tandingnya, juga memiliki kecerdasan yang jauh berbeda dengan kebanyakan remaja seumuran
            mereka.
"Raja  : Huuummm (sang rajapun menjadi gelisa karna wu'u tidak bisa memberitahukan kepadanya siapa
            diantara kedua putranya yang bisa dijadikan penggantinya)

Akhirnya sang raja memutuskan untuk melakukan saembara yang diikuti oleh kedua putranya saja, pada saembara ini sang raja ingin mengetahui siapa diantara kedua putranya yang mampu untuk bersikap adil, jujur dan bijaksana. Agar sang raja lebih mudah memutuskan  siapa yang akan menjadi raja kelak dia telah tiada. Namun kabar ini diketahui terlebih dahulu oleh putra sulung sang raja Pulu moduyon, dia tidak terima dengan keputusan ayahnya karena menurutnya dialah yang pantas menggantikan ayahnya untuk memimpin kerajaan Suwawa. Kemudian dia meminta kepada ayahnya untuk membatalkan saembara, akan tetapi sang ayah menolak permitaannya. Saembarapun dilakukan didepan halaman kerajaan, sang raja meminta kepada wu'u untuk menyediakan dua buah batang tebu. Kedua buah tebu tersebut masing-masing diberikan kepada Pulu moduyon dan Moduto, sang raja meminta kedua putranya untuk memakan batang tebu tersebut hingga habis. Saat keduanya memakan tebu-tebu itu sang raja dan wu'u juga masyarakat kerajaan memperhatikan dengan saksama, Pulu moduyon memakan tebu itu dari bagian bawah (yang manis) hingga kebagian atas tebu (pahit) sendang Mooduto memakan tebu itu dari bagian atas (yang pahit) ke bagian bawah tebu (manis). Melihat cara dari kedua anaknya sang rajapun akhirnya mengetahui siapa dari kedua putranya yang pantas untuk menjadi penggantinya dan diapun menentukan bahwa Mooduto lah yang pantas untuk menggantikannya, karna Mooduto lebih memilih untuk menikmati dulu pahitnya kehidupan dikerajaan ini kemudian menuai manisnya tapi Pulu moduyon sendiri lebih memilih menikmati manisnya kerajaan kemudian menuai pahit. bagi sang raja itu sangat akan merugikan kerajaannya. Pulu moduyon pun tidak mau menerima kepusan ayahandanya, dia marah dan mengancam sang adik bahwa satu hari nanti dia akan merebut kembali kerajaan ini. Pulu moduyon pun pergi meninggalkan kerajaan, dia mengembara memasuki hutan. Hingga pada suatu hari dia sampai disebuah daerah yang kini dikenal dengan sebutan Bolaang Mongondow, saat itu seorang raja Bolmong sedang mengadakan saembara yang bertujuan mencari seorang pria yang akan dinikahkan dengan satu-satunya putrinya yang sangat cantik. Saembara ini berisikan barang siapa yang bisa meletakkan bola takraw ke pangkuan sang putri yang berada di atas sebuah menara hanya dengan menendangnya maka dialah yang terpilih. Semua pria di daerah itu berlomba-lomba untuk dapat meletakkan bola itu di atas pangkuan sang putri tapi tidak ada seorangpun yang bisa, tiba-tiba Pulu Moduyon meminta ijin untuk mengikuti saembara itu kepada sang raja Bolmong. Raja pun mengijinkannya, Pulu Moduyon pun menendang bola takraw tersebut dengan kekuatannya bola takraw itu jatuh tepat di pangkuan sang putri. Semua orang terkejut Pulu Moduyon akhirnya menikahi sang putri Bolmong yang memiliki kecantikan yang luar biasa. Hingga ketika raja Bolmong meninggal dia menyerahkan tahta kerajaan kepada Pulu Moduyon menantunya, Pulu moduyon yang saat itu berkuasa di Bolmong merencanakan untuk membalaskan sakit hatinya kepada raja Suwawa Mooduto adiknya sendiri. Pulu moduyon memanggil panglima kerajaan yang bernama Hika,
"Pulu Moduyon  : Hika aku akan melakukan penyerangan kepada kerajaan tetangga kita Suwawa.
"Hika                 : Mengapa tuanku mau menyerang kerajaan Suwawa..?, bukankah raja kerajaan Suwawa
                            itu saudara tuan..
"Pulu Moduyon  : Iya, dulu aku memang bersaudara dengannya. Tapi karena ayahku bersikap tidak adil
                           padaku, aku meninggalkan kerajaan itu dan pergi hingga akhirnya aku tiba disini. Dan aku
                           telah berniat untuk membalaskan sakit hatiku kepada adikku itu.
"Hika                 : Baiklah tuanku, hamba akan mengumpulkan para hulubalang untuk menyeran kerajaan
                           Suwawa.
"Pulu Moduyon  : Bagus kalau begitu pergila, tapi ingatlah Kerajaan Suwawa memliki seorang panglima yang
                           sangat kuat. dan dia merupakan seseorang yang dimuliyakan (Aulia), dia memiliki kekuatan
                           diluar kekuatan manusia biasa. Nama panglima itu adalah Pogambango.
"Hika                 : Baiklah tuanku aku akan berhati-hati.

Pergilah hika meninggalkan rajanya, dia kemudian mengumpulkan parah pengawalnya untuk menyerang kerajaan Suwawa. Setibanya di perbatasan antara kerajaan Suwawa dan Bolmong Hika menghentikan pasukannya mereka membuat tenda-tenda untuk menginap terlebih dahulu, sambil memerintahkan seorang pasukannya untuk mencari tahu keberadaan kerajaan Suwawa juga keberadaan Pogambango. Sekembalinya pengawalnya dia memberitahukan kabar gembira kepada Hika bahwa kerajaan Suwawa saat ini tidak sedang dijaga ketat dan Pogambango berada di kerajaan Goa sedang melaksanakan tugasnya untuk melakukan kerjasama antara kerajaan Suwawa dan kerajaan Goa. Hika yang saat itu mendapatkan berita itu langsung memerintahkan pengawalnya untuk melakukan penyerangan kepada kerajaan Suwawa dibawah pimpinannya. Sang raja Mooduto pun yang saat itu tidak mengetahui penyerangan itu berusaha melakukan perlawanan namun sayang sang raja terbunuh ditangan panglima Bolmong Hika. Pongambango yang baru selesai dari tugasnya di kerajaan Goa mendapati Rajanya telah dibunuh diapun marah, saat itu dia melihat Hika dan pasukannya sedang bersenang-senang dikerajaannya sambil bermabuk-mabukan. Pongambango pun melawan Hika dan pasukannya sendirian.

"Pogambango  : Hai siapa kamu, dan mengapa kamu membunuh rajaku..?
"Hika              : Aku Hika panglima kerajaan Bolmong aku diperintahkan oleh rajaku Pulu Moduyon untuk
                        membunuh rajamu.
"Pogambango  : Karna kau telah membunuh rajaku, maka aku akan membunuhmu.
"Hika              : Huuummmm :/ kau pikir kau siapa. aku tidak takut padamu.

Terjadilah perkelahian antara Pogambango dan Hika, hanya dengan sekali tebas pasukan Hika kalah akan tetapi Pogambango tidak membunuh Hika melainkan memotong separuh telinga Hika agar Hika bisa pulang dan menyampaikan kepada Pulu Moduyon rajanya bahwa Kerajaan Suwawa telah menang.
Pogambangopun berkata "Tagina Ni Hika No Talia No Hambita"


=> Pogambango merupakan palima yang sanggat kuat dan bijaksana. dia memiliki kekuatan yang tidak bisa diterima oleh akal sehat manusia, sebab menurut cerita orang tua-tua dulu Pogambango hanya dengan mengedipkan matanya saja bisa sampai ke tempat-tempat yang hendak ingin dia datangi. Luar biasa bukan, sesunguhnya saya hanya ingin memperkenalkan bahwa kota Gorontalo memiliki cerita rakyat dan budaya yang haru kita lestarikan hingga anak cucu kita agar budaya ini tetap terpelihara dan tidak direbut oleh negara lain.

=>Oh ya sob ternyata setelah saya telusuri ternyata bahasa Bolmong hampir sama dengan bahasa Suwawa juga loh. Oh ya buat para pembaca yang belum tau saya kasih info sedikit nih, Kota Gorontalo itu merupakan propinsi yang memiliki kebudayaan yang masih sangat ketat sebab kota Gorontalo memiliki motto :
"ADAT BERSENDIKAN SYARA, SYARA BERSENDIKAN KITABULLAH (AL-QUR'AN)"

hak cipta Gorontalo,.,

0 komentar:

Posting Komentar